Jumat, 06 Maret 2009

Drawing

PROYEK [SI] TUBUH

Tubuh secara sosial adalah suatu proses untuk memperkenalkan diri secara terus menerus, dimana tempat dan lingkungan menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki baik oleh tubuh kedirian atau tubuh lain. Proses inilah yang menghasilkan interaksi, sehingga lingkungan sosial terkendali dan dapat dilihat pola-pola loyalitasnya terhadap pemeliharaan tubuh. Tubuh dalam sudut pandang sosial memang mengalami benturan yang tidak dapat dihindarkan dengan tubuh lain.



Mengapa benturan sosial muncul? Kondisi kritis terhadap tubuh yang menghendaki ruang-ruang kebebasan menjadi ‘milik’ ternyata mengakibatkan benturan yang tidak dapat dihindarkan. Visual-visual benturan tubuh ini menghasilkan otoritas dinamika sosial yang berkesinambungan. Otoritas tubuh muncul dan menjadi sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dengan kondisi sosial, dimana kondisi itu menentukan tubuh itu sendiri. Melalui kondisi sosial yang kritis terlihat bagaimana peranan tubuh dalam menegakan diri membentuk identitasnya.



Mengapa benturan sosial muncul? Kondisi kritis terhadap tubuh yang menghendaki ruang-ruang kebebasan menjadi ‘milik’ ternyata mengakibatkan benturan yang tidak dapat dihindarkan. Visual-visual benturan tubuh ini menghasilkan otoritas dinamika sosial yang berkesinambungan. Otoritas tubuh muncul dan menjadi sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dengan kondisi sosial, dimana kondisi itu menentukan tubuh itu sendiri. Melalui kondisi sosial yang kritis terlihat bagaimana peranan tubuh dalam menegakan diri membentuk identitasnya.


Kebertubuhan membutuhkan identitas juga selain otoritas untuk mengisi ruang-ruang yang kadang sulit dikendalikan. Tubuh terproyeksi menjadi ‘sesuatu’ yang terlihat menghidupkan tatanan. Ketika kondisi kritis dalam kehidupan sosial muncul. Disinilah eksistensi tubuh menjadi sesuatu yang dibutuhkan, dinyatakan menjadi sesuatu yang kritis, kondisi memang mewujudkan tubuh sedemikian rupa untuk membentuk diri, terproyeksi dalam tekanan yang kritis, secara sosial.


Menguraikan tubuh yang kritis dalam dilema sosial yang berkesinambungan, ternyata membutuhkan simbolisasi dalam melihat gerak, melihat lingkup sosial dan ketajaman dalam memilah peristiwa. Mengungkap hal ini Isa Perkasa cenderung mempertajam visulisasi bagaimana simbol tubuh menjadi dinamis dan menghidupkan kejadian yang seharusnya untuk dipahami secara mendasar. Isa, memilahkan secara kuat tubuh menjadi simbol kentara dalam visualnya.



Otoritas tubuh yang divisualkan dalam penggambaran diatas kanvas adalah idealisasi bagaimana tubuh terkendali dalam sistematika ruang sosial yang tajam, menghardik tatanan yang chaos. Isa menghadirkan ruang-ruang tersebut untuk memperlihatkan visual dengan simbolik. Bagimana tubuh sebagai penggerak tatanan sosial. Chaos dalam tatanan sosial di perlihatkannya untuk membentuk bagaimana visual harus hadir, walaupun subyektif, tetapi disinilah pemahaman penggambaran itu muncul, bahwa tatanan sosial adalah gerak dari tubuh-tubuh yang menjadi simbolnya.


Sedangkan Aditya Tobing, lebih memvisualkan hakekat tubuh dalam tekanan yang melebihi apa yang menjadi bebannya. Kebertautan sosial hanya sebatas kesan, atau sesuatu yang kosong, dinamika gerak dalam visual Adit, lebih menggugat bagaimana kebertautan tubuh menjadi otoritas terbuka terhadap kesakitan. Tubuh tidak menghendaki tetapi datangnya kesakitan itu menghasilkan tekanan yang membuka otoritas tubuh dalam sistematika tatanan sosial yang memberi pemahaman, bagaimana kesakitan itu dating dan memberi tubuh persepsi yang tidak utuh lagi dalam memahami kehadiran dirinya ditengah kehidupan sosial.


Aditya Tobing dan Isa Perkasa, mencoba membuat proyeksi tubuh dalam ruang simbol, meskipun harus mempertautkan dengan keadaan sosial, karena dengan itulah simbol-simbol tubuh dalam ruang sosial menjadi hidup, lebih kentara dan terproyek dalam elemen mendasar dari kondisi kritis yang memang harus dihadirkan untuk membentuk ruang dinamis dalam memberi pengertian terhadap tubuh.


Kebertautan tubuh secara sosial tidak dapat ditinggalkan begitu saja, memilah adalah cara memperlihatkan tubuh lebih dinamis dalam memperlihatkan secara lebih luas ditengah kondisi sosial yang ada. Adit dan Isa berusaha sedemikian rupa untuk memperlihatkan keadaan itu melalui visual-visual yang di jabarkan kali ini. Proyek[si] tubuh menyimak bagaimana kedalaman peran tubuh ditengah kondisi sosial yang kritis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar