Rabu, 11 Maret 2009

Pameran Robert Mason

NUANSA EKSPERIMEN VISUAL

Citra visual dapat memberi ilusi mata. Ketika efek yang didapatkan dari visual mempengaruhi, secara verbal pandangan mata, saat itulah citra yang terbentuk dalam pengertian sesungguhnya dari obyek tertangkap nyata. Seberapa jauh kekuatan efek visual berpengaruh? Kondisi psikologis yang bekerja mengungkap kekuatan efek ini merupakan estetika yang dapat ditangkap melalui citra komprehensif nilai visual yang ada. Melalui warna, cahaya, atau obyek yang ditampilkan. Pengertian mendasar tentang obyek yang sesungguhnya dapat dilihat.

Citra visual lukisan Robert Mason, dapat ditelaah lebih jauh melalui bagaimana mengurai citra visual obyektif tampilan dengan membandingkan citra nyata dari apa yang diinginkan dari realita obyek yang dibuatnya. Nuansa perbandingan ini memang dapat melihat lebih jauh bagaimana kekuatan visual obyek terbentuk.

Citra visual lukisan Robert Mason, dapat diuraikan melalui realita sesungguhnya dari obyek yang disembunyikan oleh warna yang membalut dengan citra cahaya yang membuat lukisan menjadi abstraksi fotografis.

Dua alasan diatas dapat dijadikan cara bagaimana visualisasi obyek lukisan Robert Mason yang sedang dipamerkan di Edwin galeri, Jl Kemang Raya no 21 Jakarta Selatan, terlihat sebagai abstraksi visual untuk mempermainkan subyektivitas pandangan. Pameran yang diselenggrakan dari tanggal 25 Januari sampai dengan tanggal 4 Februari 2007 dapat dilihat gaya eksperimen visualnya sebagai abstraksi obyek dengan berbagai nuansa, baik warna atau cara pencahayaan dalam fotografi.

Realita visual

Robert Mason pelukis kelahiran Yorkshire, Inggris tahun 1946, membaca obyek visual dengan warna yang sebagai ekspresi. Apa yang dituangkannya dalam kanvas merupakan kontekstualisasi citra visual yang ada dihadapan mata. Seperti judul lukisan Jakarta Grand Indonesia Series no 1 sampai dengan 12 merupakan abstraksi visual pembangunan Grand Indonesia. Dimana pembangunan gedung bertingkat itu tervisualkan diatas kanvas dengan berbagai aktivitas pekerjanya diantara scafholding, tiang-tiang besi, dan tiang gedung.

Tata cahaya dari visual yang dibentuk menampakan realita yang dapat ditangkap secara fotografis. Permainan warna yang menyebabkan obyek nampak realis adalah efek visual yang muncul. Kesadaran memunculkan obyek secara central melalui bentukan realis yang selalu ditangkap mata ketika aspek visual nyata terbentuk diatas kanvas. Citra visual semacam ini sadar atau tidak secara subyektif memang dibenturkan untuk menampakan visualisasi obyek secara komprehensif.

Aspek fotografis tidak dapat dihindarkan dalam menghayati obyek yang dihancurkan oleh warna ini. Kekuatan visual yang terbentuk memang tidak jauh dari realita yang ada dan tertangkap oleh mata dalam keadaan yang sungguhnya. Sadarkah Robert Mason telah menghancurkan citra visual sesungguhnya? Menyamarkan obyek sesungguhnya dengan warna, realita visual dapat dilihat secara mendasar. Tanpa mengganggu permainan warna yang mengungkap realita visual yang menjadi ekspresi menyeluruh dari lukisan.

Gagasan mewujudkan ekspresi visual

Melalui permainan warna yang menyebabkan citra pencahayaan muncul dalam lukisan adalah permainan subyektif Robert Mason. Dimana pilihan warna yang digunakannya merupakan ekspresi yang mewujudkan tampilan lukisan menjadi gaya visual yang diciptakannya. Representasi visual yang verbal dari obyek yang dibuatnya mempermainkan latar dimana tingkat mendasar dari lukisan harus diamati lebih dalam dan dalam untuk mengungkap secara keseluruhan apa yang diinginkan secara subyektif.

Gagasan dalam mewujudkan ekspresi visual dari lukisan Robert Mason mengalir dalam karya berseri yang diciptakannya. Melalui karya berjudul Substance&Shadow Still Life yang dibuat tahun 2006, mixed media on paper,31,5x22cm. Bagaimana wujud abstraksi dari gagasan menjadi tidak kentara atau tervisualkan dengan abstrak. Disini warna-warna menjadi tumpuan untuk mengenal wujud yang sesungguhnya dari obyek yang dibentuk lukisan.

Terlihat melalui judul yang dipakainya, Robert Mason membuat obyek secara naratif. Sesuai dengan apa yang dilihatnya. Kenyataan visual yang dilukis juga tidak jauh dari apa yang ada pada obyek, yakni aktivitas kerja para pekerja atau visualisasi obyek yang ditunjukannya dengan tata cahaya. Ekplorasi obyek dengan naratif ini membuat ruang-ruang bentukan menjadi lebih realistis mengikuti waktu yang berjalan. Bagaimana setiap orang melakukan pekerjaan secara berututan dan membuat fragmentasi atas kejadian. Menjadi gagasan utama dari visual yang ekploratif ini.

Totalitas pencapaian dalam pembentukan visual dengan mempermainkan warna menunjukan subyektivitas pelukis dalam penciptaan visual dengan ruang interaktif antara apa yang dilihatnya dengan normalitas obyek yang dibentuk. Kekuatan Robert Mason nampak obyektif dalam menghadirkan visualisasi dari apa yang ada, ditunjukannya dengan warna. Pencapaian ini merupakan intensitas penghayatan visual yang memperlihatkan kesungguhan ideal dari obyek nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar